Komunitas Belajar “Guru Hebat” SMKN 1 Ponorogo pada hari Senin, 19 Agustus 2024 juga melaksanakan Workshop Optimalisasi Komunitas Belajar Sekolah yang dilaksanakan di siang hari pukul 13:00 WIB sampai selesai. Rangkaian acara workshop pada hari tersebut dilaksanakan di sesi kedua setelah acara motivasi dan bincang literasi yang dilaksanakan pagi harinya. Semangat yang luar biasa ditunjukkan oleh Bapak Ibu Guru peserta workshop, walaupun kegiatan dilaksanakan di jam – jam rawan tetap bersemangat mengikutinya.
Workshop dibuka oleh Ketua Komunitas Belajar “Guru Hebat” SMKN 1 Ponorogo Bapak Nur Subektiono, S.Pd. yang menyampaikan harapan dengan terlaksananya workshop optimalisasi komunitas belajar tersebut bisa memaksimalkan lebih baik kegiatan belajar di komunitas dan memiliki sikap handarbeni dengan adanya komunitas belajar di sekolah. Kegiatan workshop tersebut diawali dengan review kurikulum merdeka untuk mengukur pemahaman Guru tentang kurikulum merdeka. Bapak Rofiq Ali Muhsin, S.Pd., M.T. selaku narasumber workshop tersebut menggali apa saja kendala – kendala yang dihadapi Guru dalam melaksanakan kurikulum merdeka di lapangan.
Diskusi yang berlangsung asik dan menyenangkan membahas tentang keberadaan Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Narasumber menyampaikan bahwa CP harus sesuai penetapan dari pemerintah, sedangkan ATP disesuaikan dengan kesepakatan yang dilaksanakan. Peran Ketua Jurusan sangat penting dalam menentukan materi – materi apa yang harus disampaikan Guru kepada Siswanya. Ketua jurusan harus bisa mengarahkan Bapak Ibu Guru dalam pemberian materi pada siswa. Hal tersebut dikarenakan kurikulum merdeka ini harus fokus dalam pemberian materi yang dibutuhkan siswa.
Pentingnya keberadaan komunitas belajar di sekolah salah satunya adalah sebagai wadah bagi Guru dalam pengembangan kompetensi dan tempat berbagi ilmu dalam menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas. Adanya komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan kompetensi antar pendidik dapat diminimalisir, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar dengan kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Pada komunitas belajar, guru saling berdiskusi tentang permasalahan pembelajaran, saling membantu menyusun perencanaan, melakukan refleksi, dan evaluasi. Melalui aktivitas di dalam kombel, kompetensi guru meningkat, yang juga secara otomatis berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Pada akhir workshop, Rofiq Ali Muhsin, S.Pd., M.T. menyimpulkan bahwa komunitas belajar dalam sekolah diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pendidik dan membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Komunitas belajar juga bisa dimanfaatkan untuk memudahkan Guru dalam memenuhi RHK yang ada di PMM dan bisa memaksimalkan hasil rapot pendidikan sekolah.
Penulis: SRIKIOBI